Supervisi Pembangunan Bangunan Pengendali Lahar/ Sedimen Kawasan Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat
URAIAN SINGKAT PEKERJAAN
Indonesia mempunyai 3 lempeng tektonik yang aktif yakni lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik sehingga mengakibatkan munculnya zona subduksi (pertemuan dua lempeng) yang membuat Indonesia mempunyai banyak gunung berapi yang aktif. Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat adalah salah satu dari 129 gunung yang aktif di indonesia yang mempunyai ketinggian 2.891 meter (Kadiwaru dan Darmawan, 2024). Aktivitas vulkanis Gunung Marapi yang terjadi adalah sangat fluktuatif. Aktivitas tersebut berupa gempa vulkanik dalam, gempa vulkanik dangkal dan semburan abu vulkanik. Hal ini mengakibatkan sangat sulitnya memprakirakan variasi aktivitas vulkanis dari gunung ini. Aktivitas vulkanik yang saat ini masih sering terjadi berpotensi membahayakan dan mengancam wilayah sekitar gunung terutama lahan pertanian, perkebunan dan permukiman.
Erupsi gunung api selalu menghasilkan deposisi material vulkanik yang tertimbun di lereng dan badan gunung yang apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka aliran air dapat membawa material vulkanik tersebut berupa aliran debris ke daerah yang lebih rendah, sehingga berpotensi menimbulkan bencana yang tidak kalah berbahaya dibandingkan dengan bahaya primer erupsi. Aliran debris adalah aliran air sungai dengan konsentrasi sedimen tinggi pada sungai dengan kemiringan sangat curam. Aliran sungai ini seringkali membawa batu-batu besar dan batang-batang pohon. Aliran debris meluncur dengan kecepatan tinggi, memiliki kemampuan daya rusak yang besar, sehingga mengancam kehidupan manusia, menimbulkan kerugian harta dan benda serta kerusakan lingkungan (Yulistyanto, 2013).
Dalam hal kebutuhan untuk meredam energi aliran debris/lahar dingin untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, maka diperlukan rekayasa teknik guna mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Rencana upaya fisik dilakukan dengan melaksanakan pengendalian aliran debris dengan memanfaatkan teknologi sabo yang sudah
dikembangkan dan diaplikasikan di Indonesia sejak sekitar 30 tahun yang lalu.
Pada area produksi sedimen, fungsi sabo adalah menekan produksi sedimen, mencegah runtuhnya tanah, dan erosi. Pada area transpor sedimen, fungsi sabo adalah mengendalikan pengendapan sebagian sedimen, mengurangi kecepatan aliran dan mengarahkan aliran sedimen/ debris. Pada area pengendapan sedimen, sedimen diendapkan dengan dibuatkan kantong pasir dan aliran dijaga tidak meluap ke samping. Mengingat deposit material vulkanik di lereng Gunung Marapi yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana, maka pada Tahun Anggaran 2025 ini Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang, SNVT PJSA WS. Indragiri-Akuaman, WS. Kampar, WS. Rokan Provinsi Sumatera Barat melaksanakan kegiatan Supervisi Pembangunan Bangunan Pengendali Lahar/Sedimen Kawasan Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat.
Tender Paket Supervisi Pembangunan Bangunan Pengendali Lahar/ Sedimen Kawasan Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat ini sepenuhnya milik LPSE Kementerian Pekerjaan Umum, silahkan visit website sumber yang tertera pada rangkuman diatas.
Dapatkan informasi Terbaru seputar Tender Pengadaan Barang dan Jasa secara GRATIS dan juga terlengkap dari seluruh Indonesia hanya di Tenderkita.com, disini kami menyediakan informasi langsung dari website-website yang mengadakan tender/lelang secara terbuka.